Saat penulis menulis ini, penulis terinspirasi dari berita VOA yang memberitakan tentang tayangan sinetron kita yang tidak baik buat perkembangan anak. Telah terjadi pendewasaan karakter anak di tayangan sinetron anak di TV kita. Penulis amati bahwa tayangan sinetron di TV peran ank di situ tidak sesuai dengan karakter anak yang punya duni asendiri.
Penulis pernah melihat tayangan sinetron anak kalau tidak salah dalam salah satu episode Sinetron Anak yang pernah ditayangkan di TV, dalam salah satu adegannya diceritakan bahwa ada anak SD yang bertaruh main basket. “Kalau yang kalah, maka ia akan jadi budaknya” begitu kira-kira kata sang tokoh.
Wah, begitu parahnya sang pembuat skenario sinetron anak tersebut. Masak, anak SD sudah mengenal perbudakan kaya gitu. Atau yang lebih parah lagi ketika ada penayangan sinetron remaja di TV. Di sinetron itu diceritakan tentang pacaran di kalangan anak SMA kemudian ada adegan ciuman antara remaja di film itu. Latar belakangnya memang tentang anak SMA tapi ceritanya banyak mengumbar nafsu belaka. Ketika sang sutradaranya ditanya jawabanya seperti ini” yah, sinetron ini menceritakan realita nak muda sekarang.. Realita yang mana…..
Betapa bahayanya tayangan sinetron di TV yang tidak mendidik. Selama ini kita sering disuguhi peran dewasa yang dilakukan anak. Banyak anak di sinetron TV yang berperilaku kaya orang dewasa. Dan kebanyakan negatif yang ditonjolkan. Misalnya sudah mulai pacaran, trus membentuk gang trus menganiaya temannya yang lemah. Peran antagonis di sinetron anak juga digambarkan jahat sekali, misalnya menghasut atau melakukan tindakan yang menyimpang lainnya.
Mungkin baru segini dulu pemikiran saya tentang pembusukan anak di tayangan sinetron di TV. Berbahaya sekali kalau tayangan di TV dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal perkembangan anak, mereka yang hanya mengejar aspek komersial semata sehingga membawa sial buat anak. Buat orang tua, matikan TV anda disaat ada sinetron yang menurut saya tidak bermutu buat anak…..Racun buat anak anda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar