Selamat Datang di Blog kami

Semoga Anda mendapatkan pengalaman yang menyenangkan dengan blog kami

Jumat, 02 Maret 2012

BELAJAR DI SEKOLAH ITU SENANG

Kalau kita mendengar kata belajar maka yang terbersit di benak kita adalah siswa adalah duduk di kelas, guru ceramah selama berjam-jam, murid mendengarkan sambil mengantuk, atau berbicara sendiri. Suasana kelas yang hambar dengan guru yang menerangkan pelajaran yang dirasakan oleh siswa membosankan. Hasil pembelajaran yang didapat siswa pun kurang sesuai dengan tarhet yang diharapkan.
Penulis pernah melihat tayangan di sebuah stasiun televisi yang meliput suasana pembelajaran di sebuah sekolah internasional di Jakarta. Betapa siswa belajar dengan menyenangkan, tidak ada siswa yang mengantuk, semua siswa menikmati suasana belajar dengan semangat yang bergairah. Guru mengajarpun dengan sangat enak dan seorang murid ketika diwawancarai sebuah media televisi mengatakan bahwa belajar di sekolah tersebut menyenangkan
Contoh lain ketika ada tayangan tentang proses pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia di sebuah sekolah di Quennsland, Australia. Betapa siswa sangat menyukai pembelajaran di sana. Suasana kelas yang sangat kondusif, lengkap dengan sarana yang mendukung kegiatan pembelajaran. Ini menjadi sesuatu yang perlu dikaji supaya pembelajaran berlangsung menyenangkan, siswa menjadi antusias dan hasilnya bisa sesuai yang diharapkan.
Kondisi umum yang ada di Indonesia atau yang penulis hadapi dalam proses pembelajaran ialah proses pembelajaran berlangsung membosankan, murid ngomong sendiri dan guru bosan mengajar. Apalagi kalau yang dihadapi siswa siswa yang kurang berminat terhadap materi pelajaran karena dari dasarnya mereka tidak berminat masuk ke sekolah atau memang mereka memiliki minat belajar yang rendah.
Inilah tantangan terbesar bagi guru selaku pendidik dan pengajar untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenamgkan. Selama ini guru hanya berkutat pada satu metode semata yaitu metode ceramah yang bersifat satu arah dan memang dirasa sangat membosankan bagi siswa. Siswa tidak dilibatkan dalam proses pembelajaran sehingga mereka merasa seperti alien di ruangan itu. Badan mereka berada di dalam ruangan kelas, namun pikiran mereka melayang ke mana-mana.
Keterbatasan metode pembelajaran inilah yang menjadi masalah klasik mengapa guru hanya menerapkan satu metode pembelajaran bagi siswa. Kurangnya up grade pengetahuan guru disinyalir menjadi salah satu hal yang menyebabkan dari dulu sampai sekarang metode mengajar itu-itu saja. Guru berceramah, siswa mendengarkan dan mencatat apa yang diucapkan oleh guru.
Inilah kendala umum dari minimnya pengetahuan guru akan berbagai metode mengajar sehingga siswa menjadi kurang antusias dalam belajar. Anak menjadi mengantuk sehingga sebenarnya proses pembelajaran atau belajar yang sebenarnya menyenangkan menjadi sssuatu yang tidak lagi mengasyikkan. Padahal kalau penulis menonton film Dead Poet Society ditunjukkan guru dan murid belajar dalam suatu proses yang mengasikkan. Laskar Pelangi barangkali suatu potret bagaimana sdengan sarana yang minim Bu Muslimah bisa memotivasi siwanya untuk belajar dan suatu proses belajar dianggap sebagai proses yang menyenangkan. Film Sang Pemimpi dalam salah satu pembelajaran di kelas gurunya menyuruh siwa mengucapakan kata-kata penuh inspirasi dan hal itu sebenarnya merupakan suatu proses belajar yang tanpa disadari bisa menginspirasi si tokoh guna mencapai cita-citanya belajar di Perancis.
David Schwarz memberi contoh pengajaran sejarah pada saat beliau kuliah, tutor yang memberikan materi ternyata begitu membosankan. Sepanjang kuliah, tutor tersebut memperingtakan mahasiswanya yang mengantuk. Asisten tutor tersebut juga berdiri di sela-sela abrisan mahasiswa untuk membangunkan mahasiswa yang tengah mengantuk. Beliau heran mengapa materi sejarah yang begitu menarik ternyata hanya ditafsirkan dengan ceramah yang datar. Tutor tersebut tidak terlalu berminat akan materi kuliah sehingga mahasiswanya juga kurang berminat.
Apalagi sekarang siswa dihadapkan dengn materi pelajaran yang banyak macamnya dan juga muatannya begitu berlimpah. Eko Prasetyo memberikan contoh ilustrasi di bukunya bahwa berat buku yang harus dibaca anak kelas lima SD sama dengan berat badan anak tersebut. Hal ini membuktikan bahwa anak menjadi malas untuk belajar atau menganggap belajar itu menjadi seseuatu yang membebani diri anak dikarenakan buku yang harus dipelajari begitu banyak bagi anak usia SD. Belum lagi ditambah berbagai macam tambahan pelajaran taupun les lain-lainnya yang membebani pikiran anak. Secara ekstrim digambarkan bahwa sejak lahir bayi sudah didiengarkan musik klasik sampai kemudian anak itu dibebani dengan les yang bermacam-macam sehingga pada usia 15 tahun anak itu menjadi lebih tua dari usianya dan ber iat bunuh dirin. Meski itu hanya berupa humor namun perlu menjadi pemikiran itulah problem anak sekarang yang lelah dengan berbagai materi pelajaran.
Problematika yang dihadapi siswa adalah materi pelajaran yang sangat banyak. Tuntutan kurikulum yang mengharuskan siswa menguasai semua mata pelajaran membuat siswa enjadi sangat terbebani. Siswa harus mampu menguasai bahasa Indonesia, Matematika, Biologi, Fisika dengan materi pelajaran yang sebenarnya layak dikonsumsi untuk tingkatan perguruan tinggi. Pembelajaran di sekolahj menengah atau dasar kurang mengakomodir minat dan bakat siswa. Materi yang diberikan levelnya juga terlalu berat untuk dipelajari sehingga hal inilah yang membuat anak menjadi malas untuk belajar. Kadang orang tua juga dibuat kerepotan menghadapi pembelajaran sekarang yang begitu membebani siswa.
Materi pelajaran yang berat menjadi beban pemikiran siswa sehingga belajar yang seharusnya menjadi hal yang menyenangkan dipandang sebagai beban. Bagaimana tidak siswa dijejali dengan berbagi materi pelajaran yang kadang belum cukup atau relevan dengan usianya. Materi pelajaran anak seharusnya disesuaikan dengan usia atau kemampuan berpikir anak. Tuntutan kepada anak yang begitu besar kadang membuat anak akhirnya todak lagi interest untuk belajar.
Kalau kita melihat tayangan Dora di teleisi itu merupakan suatu hal yang menyenangkan. Betapa proses belajar seperti Dora dimana dia menemukan petualangan-petualangan baru memang membuat anak menjadi senang untuk belajar. Begitu menyeangkan melihat bagaimana Dora memecahkan masalah dengan berkonsultasi ke peta dan akhirnya bisa mendapatkan hasil yang memuaskan. Inilah yang kurang dari sistem pembelajaran umumnya dimana anak kurang dilibatkan dalam memcahkan maslah yang dihadapi. Akhirnya yang terjadi anak menjadi malas dan kurang antusias karena mereka tidak diajak berpetualang untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang mereka hadapi.
Proses belajar supaya menjadi menarik memang perlu melibatkan anak di dalamnya. Aspek aspek pembelajaran yang ada selama ini di sekolah cenderung hanya menempatkan aspek kognitif sebgai hal yang utama. Kecerdasan anak diukur dari nilai ulangan harian, ulangan mid semester atau nilai ulangan akhir semester serta ujian nasional. Padahal selain aspek kognitif, aspek psikomotorik dan afektif juga perlu dilibatkan. Ujian nasional yang cenderung berdimensi kognitif membuat ukuiran pintar hanya dilihat dari nilai di atas kertas semata. Tidak peduli bagaimana memperolehnya yang penting adalah hasilnya. Ini tentu bertolak belakang dengan keinginan Kementerian Pendidikan Nasional dalam iklan Ujian Nasional Jujur dan Berprestasi. Bagi siswa yang terpenting lulus, masalah caranya bagaimana itu tidak masalah. Ujian nasional dalam hal ini juga memberikan andil membuat pihak-pihak yang ada di dunia pendidikan khususnya sekolah menengah menjadi was-was, ragu dan stress karena kemungkinan siswanya tidak lulus.
Problematika lain yang dihadapi siswa atau anak supaya sehingga belajar itu tidak menyenangkan adalah sarana yang kurang memadai. Keterbatasan media pembelajaran membuat materi pelajaran yang disampaikan menjadi kurang maksimal. Misalnya di tingkat SMA ada mata pelajaran Tehnologi dan Informasi Komunikasi. Fasilitas komputer yang dimiliki tidak memadai tentunya akan membuat proses belajar menjadi tidak mengasikkan lagi. Materi internet misalnya ada dalam silabus, tetapi di sekolah tersebut karena belum terkoneksi dengan internet tentunya proses pembelajaran dengan materi internet akan menjadi suatu masalah.
Banyak problem yang menyertai proses pembelajaran siswa sehingga membuat siswa menjadi malas dan menganggap belajar itu adalah sesuatu yang memberatkan. Penulis disini akan mencoba memberikan beberapa alternatif bagaimana membuat belajar itu asik bagi ssiwa karena penulis selaku guru juga berkepentingan membuat proses pembelajaran yang menarik minat siswa untuk belajar.
Pertama jelas dari si pendidik atau guru dari siswa itu sendiri. Pembelajaran yang nantinya menarik bagi anak dimulai dengan merancang Rencana Pembelajaran yang memang menampilkan suatu proses pembelajaran yang menarik bagi siswa maupun bagi guru itu sendiri. Kebanyakan di sekolah guru membuat rencana pembelajaran yang barangkali hanya copy-paste dari perangkat pembelajaran yang ada dan bahkan hanya diganti nama sekolah, tanggal dan tahunnya saja. Padahal idealnya rencana pembelajaran ini dilaksanakan sesuai dengan kenyataan yang dihadapi.
Lemahnya pembuatan rancangan pembelajaran inilah masalah yang secara umum dihadapi oleh tenaga pendidik di lingkungan sekolah. Tenaga pendidik hendaknya membuat rencana pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa yang dihadapi, kemudian guru juga bisa memperhitungkan kendala-kendala yang dihadspi selama proses pembelajaran. Guru dengan membuat rencana pembelajaran yang aplikatif dan juga konsekwen untuk dilaksanakan maka akan menimbulkan proses pembelajaran yang menyenangkan buat siswa
Guru dalam hal lain memang dituntut untuk selalau memperbaharui wawasan intelektual. Media massa sekarang banyak memberikan berbagai tayangan yang edukatif tentang bagaimana proses pembelajaran yang akan menyenangkan bagi anak. Memnag berat kalau membeli buku karena harga buku yang mahal, tapi memang profesi guru menuntut kualitas intelekutual dan yang tak kalah penting bagaimana mengaplikasikan ke anak.
Sikap atau perilaku guru juga sekarang harus lebih diperhatikan. Bagaimanapun yang dihadapi adalah anak dengan berbagai macam pola tingkah laku dan kepribadian tersendiri. Guru dituntut untuk memiliki perilaku dan juga berkepribadian menarik sehingga membuat siswa menjadi minat dalam proses pembelajaran. Kepribadian guru yang kejam dan sering marah di satu sisi akan membuat siswa akan menjadi lebih terkendali, namun di sisi lai ka menimbulkan gangguan psikologis buat anak. Hal ini ditandai dengan siswa takut ketemu gurunya atau bahkan selalu tidak masuk pada saat pelajarannya. Penting untuk diketahui bagi kalangan guru jaman sekarang, kita jangan bangga kalau ditakuti siswa namun yang paling baik adalah kita mendapat penghormatan dan penghargaan yang tulus dari siswa. Penghargaan yang tulus tidak bisa diperoleh dengan kepribadian yang tidak menyenangkan bagi siswanya. Guru sebagai komponen terpenting dalam suatu proses pendidikan memang dituntut memiliki kompetensi intelektual, pedagogis dan sosial seperti halnya yang termuat dalam Undang-Undang Guru dan Dosen. Tuntutan ini memang berat namun karena guru sekarang termasuk ke dalam golongan profesional dan mendapat tunjangan profesi.
Pertanyaan besar yang menghinggapi guru adalah bagaimana menciptakan metode mengajar yang menyenangkan kepada siswa. Banyak keluhan guru dimana menghadapi siswa yang malas belajar, mengantuk dan tidak berminat pada pelajaran. Banyak metode-metode pembelajaran yang diperkenalkan oleh para ahli pendidikan. Sekali lagi metode-metode ini memang bagus dalam teori tetapi sulit untuk dilaksanakan. Akhirnya guru kembali pada metode lawas yakni ceramah dan ceramah lagi.
Penggunaan metode pengajaran ini penerapannya sebaiknya disesuaikan dengan kondisi siswa dan lingkungan tempat mereka belajar. Kalau menerapkan hendaknya guru mencermati satu persatu siswa dalam kelas tersebut. Ada anak yang paham dengan melihat tapi ada juga anak yang paham dengan mendengar penjelasan guru. Kejelian guru diperlukan dalam mensikapi kepribadian anak yang berbeda-beda.
Metode pengajaran apapun sebetulnya baik. Faktor terpenting supaya anak menjadi tertarik untuk belajar adalah buat semua anak terlibat. Anak harus diberikan suatu tantangan yang nantinya akan membuat mereka tertarik untuk menaklukan tantangan ini, karena pada hakekatnya manusia sangat menyukai hal yang baru dan menantang. Misal pada pelajaran Matematika ada pengajaran pecahan, anak diberikan kasus pembagian jajan. Jajan disuruh membagi sesuai dengan pecahan yang ditanyakan. Anak tentu lebih tertarik daripada hanya menatap tulisan di papan tulis.
Guru juga harus lebih kreatif dalam menciptakan metode pengajaran. Guru jangan hanya terpancang pada metode yang ada, kalau bisa guru menciptakan metode yang kreatif yang cocok dengan kondisi siswa yang dihadapi. Media yang menarik akan membantu siswa untuk lebih tertarik mempelajari materi yang diajarkan guru. Guru bisa menampilkan gambar-gambar yang menarik siswa terutama bagi siswa yang bertipikal visual akan senang melihat dan mempelajari materi yang diajarkan.
Selama ini yang jarang diperhatikan adalah bagaimana menciptakan ruangan belajar yang menyenangkan buat siswa. Suasana ruangan belajar yang menyenangkan akan membuat siswa belajar dengan cara yang nyaman. Kalau di Australia pelajaran bahasa Indonesia ruangan pembelajaran didesain sesuai dengan mata pelajaran yang ditempuh. Digambarkan di situ ada tulisan dan poster-poster tentang Indonesia. Mungkin di tempat mengajar di Indonesia ruangan belajar terbatas, namun hendaknya guru di Indonesia jangan hanya meratapi kondisi keterbatasan ruang pembelajaran. Sudah hendaknya ditinggalkan meratapi kondisi kondisi yang terbatas, sudah saatnya guru lebih kreatif merancang ruang pembelajaran.
Semangat pantang menyerah dan kreatif inilah yang perlu ditumbuhkan dari guru. Tidak jamnnya lagi mengeluhkan keadaan yang dihadapi. Kita mungkin mencontoh Jepang yang hancur dibom di Perang Dunia II tapi dengan guru-guru yang berkomitmen tinggi sehingga Jepang bisa dibangun lagi, meski sekarang terkena tsunami tapi bagi bangsa Jepang itu tidak membuat mereka menyerah.
Pemahaman terhadap kondisi anak inilah yang sekali lagi perlu diperhatikan oleh pengajar. Tipikal tiap anak yang dihadapi perlu dipahami demikian juga dengan kondisi sosial budaya siswa perlu dimengerti oleh para pendidik. Cara mengajar perlu disesuaikan dengan kondisi sosial serta lingkungan tempat mengajar. Misalnya anak yang dibesarkan di lingkungan pedesaan guru dalam mengajar menyesuaikan dengan kondisi pedesaan sehingga siswa menganggap proses belajar itu tidak menjadi beban. Sesuaikan tugas dan pekerjaan anak dengan lingkungan mereka tinggal. Jangan hanya berpatokan pada tugas pada buku paket semata.
Mengacu pada pendapat Ayah Edi seorang pakar pendidikan anak salah satu topik yang pernah dibahas adalah menghilangkan pendekatan teko cangkir dalam proses pembelajaran. Jawaban atau pemikiran siswa sebaiknya oleh guru jangan langsung divonis terlebih dahulu. Biarkan kalau siswa menjawab salah dan tugas guru membimbing anak untuk mencari supaya mencari jawaban yang sesuai. Jika ini dilakukan maka anak akan terlatih untuk mengungkapkan ide-idenya dan tidak akan menjadi generasi yang penjiplak atau plagiat yang melanda siswa bahkan mahasiswa di pendidikan Indonesia.
Kalau yang lebih mengasikkan lagi kalau guru bisa membuat buku pembelajaran yang menyenangkan buat siswa. Guru bisa membuat buku dengan materi yang lebih sederhana dan siswa lebih mudah memahami. Selama ini yang dijumpai penulis di lapangan buku paket dibuat dengan bahasa yang agak sulit dipahami oleh siswa. Tidak harus buku paket berupa tulisan, mungkin guru bisa membuat gambar-gambar yang menyenangkan untuk dipelajari oleh siswa. Memang pembuatan buku ini menjadi jembatan penghubung informasi yang disampaikan guru dengan kebutuhan akan ilmu dari anak. Selama ini anak merasa malas belajar salah satunya mereka beranggapan materi pelajaran tidak berguna. Dengan pembuatan buku yang menyenangkan siswa akan merasa lebih berminat dalam belajar.
Belajar yang menyenangkan dan mengasikkan saat ini memang perlu ditanamkan kepada siswa. Kalau siswa merasa belajar itu menyenangkan maka materi pembelajaran model bidang studi apapun akan dipelajari siswa dengan lebih enjoy. Secara umum manusia itu dibekali dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Kalau anak merasa penasaran maka dia akan tertantang untuk memecahkan permasalahan dan ikut terlibat di dalam proses pembelajaran. Pendidikan itu memang hasilnya adalah jangka panjang, jadi yang terpenting adalah bagaimana siswa mengalami proses yang alami dan melatih siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Tujuan pendidikan untuk meningkatkan kedewasaan anak akhirnya diharapkan akan tercapai.

Daftar Pustaka
Eko Prasetyo: Mendidik itu Melawan, Resist Book, Yogyakarta, 2006
Eko Prasetyo: Orang Miskin Dilarang Sekolah, Resist Book, Yogyakarta,
David Schwarz: Berpikir dan Berjiwa Besar, Binarupa Aksara,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar